20 Maret 2014

Puisi untuk Jembatan Sembayat



Ohh... Jembatan Sembayatku

Sekian lama kau memikulku
Kau ikhlas ketika aku menginjakmu

Sekian lama kau menolongku
Kau ikhlas ketika aku melewatimu

Sekian lama tak terdengar tangisanmu
Sekian lama tak terdengar jeritanmu

(yo iyo lho rek... mosok see Jembatan Sembayat iso nangis)


Tetapi Kini kau mulai tua
Tetapi Kini kau mulai rentah

Ohh... Jembatan Sembayatku

Semakin banyak orang melewatimu
Semakin banyak harus kau bantu

Semakin keriput kulitmu
Semakin banyak lubang di punggungmu

Semakin keropos tulangmu
Semakin goyang tubuhmu

Kekokohanmu tak lagi sehebat dulu
Ketegaranmu tak setegar dulu

Ohh... Jembatan Sembayatku

Kini terlalu berat beban kau pikul
Banyak dump truk, bus, tronton sampai tukang bakul

Kini terlalu berat beban kau pikul
Dari pejalan kaki sampai mobil direktur

Tak terbayangkan andai kau tak kuat lagi
Tak terbayangkan andai kau tak ada lagi

Terlalu mahal harus kulewati
Jika kau tak ada lagi

Ohh... Jembatan Sembayatku

Semoga 4JJI menolongmu
Semoga 4JJI memperbaikimu

Semoga 4JJI menyelamatkanmu
Semoga 4JJI menyelematkanku

Do'a selamatku selalu menyertaimu
serta mereka yang melewatimu....Amin

Semoga Bermanfaat,
nggresik.blogspot.com

13 Februari 2014

Awune Gunung Kelud Kediri Sampek Gresik


Jum'at isuk 14 Februari 2014 mlaku-mlaku koq peteng tak kiro mendung ape udhan tibae dalan-dalan rupane pote kabeh terus koyo serbuk mawul mawul, iki sopo sing ngobong sampah sampek awune koyo ngeneh...

Terus eson nontok tivi ono brita tibae gunung kelud sing ono neng Kediri iku mbheledhok alias meletus terus awune molok kelelok angin sampek teko nang sang omah Gresik.

Wes rek konco kabeh ayo podho ndungo kanggo masyarakat Kediri lan Jawa Timur lan Indonesia mugo-mugo di paringi selamet sehat walafiyat saking 4JJI amin ya robbal alamin.

Alfatihah....

audu billahiminassaytonirrojim bismillahirrohmanirrohim
alhamdulillahirobbil alamin
arrohmanirrohim
maliki yaumiddin
iyyaka nakbudu waiyyaka nastain
ihdinassirotol mustaqim
sirotolladhina anamta alaihim
hoiril mahdubi alaihim
waladdooolin
amin.

gambar saking: http://cdn.klimg.com/merdeka.com/resized/670x670/i/w/news/2014/02/12/320217/996x498/potensi-gunung-kelud-meletus-sangat-besar.jpg

19 April 2013

Jokowi Tolak Kepentingan Asing, Gresik Juga Pasti Bisa



Poro konco iki baru bener-bener menginspirasi kito bahwa warga Gresik juga pasti bisa menolak kepentingan asing DEMI KEMANDIRIAN BANGSA koyo sing di contohaken Pak Jokowi, niki contoh sing bagus gawe warga Gresik khususe poro pemimpin lan poro kepolo poro guru, niki beritane :

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menyatakan akan membatalkan proyek utang Bank Dunia senilai Rp 1,2 triliun, menolak menerbitkan obligasi daerah, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) juga berencana untuk membatalkan kontrak dengan perusahaan air asing yang menguasai Jakarta sejak lama.
Terkait langkah yang dilakukan oleh Jokowi, pengamat kebijakan publik, Andrinof Chaniago, angkat bicara. Berikut pernyataan Andrinof saat bertemu ROL di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (8/4).

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/video/berita/13/04/09/mkz0ks-jokowi-tolak-kepentingan-asing-bisakah

Jokowi Melawan Asing, Saatnya Menegakkan Kemandirian Bangsa!

Jakarta (8/4) – Koalisi Anti Utang (KAU) dan Lingkar Madani Indonesia (LIMA) mengadakan Serial Diskusi Kemandirian Bangsa Ke-5 yang diselenggarakan pada hari . Diskusi ini mengambil tema “Jokowi Melawan Asing, Saatnya Menegakkan Kemandirian Bangsa!, dengan narasumber: Andrinof Chaniago (Akademisi UI), Ray Rangkuti (Direktur LIMA), dan Dani Setiawan (Ketua KAU)
KAU dan LIMA menyatakan bahwa menengakkan kemandirian dan kedaulatan bangsa merupakan harga yang tidak bisa ditawar. Hal tersebut telah menjadi dasar-dasar diperjuangkannya kemerdekaan nasional dan merupakan amanat Undang Undang Dasar 1945. Dalam bidang ekonomi, kemandirian dan kedaulatan ekonomi dilakukan dengan cara penguasaan dan pengelolaan negara atas sumber-sumber kekayaan alam bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebagaimana diutarakan oleh Ketua KAU, Dani Setiawan“Pengaturan tentang peran negara dalam ekonomi sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 194 merupakan pernyataan tegas bahwa negara ini tidak menganut sistem ekonomi liberal dan dengan sadar ingin membatasi pengaruh modal asing sebagai pelaku dominan dalam perekonomian nasional,” tegasnya.
Atas dasar itu, Pasal 33 seharusnya menjadi landasan bagi pemerintah untuk mengambil alih penguasaan dan pengelolaan wilayah pertambangan mineral yang dikuasai PT. Freeport, Newmont, Rio Tinto, Eramet, dll. Atau wilayah pertambangan Migas yang dikuasai oleh Total seperti di Blok Mahakam, Chevron, Shell, dll. Atau membatasi kepemilikan asing di dalam sektor keuangan seperti perbankan dan sektor pertanian.
Akan tetapi, Direktur LIMA, Ray Rangkuti menilai bahwa kekuasaan Orde Baru dan rezim-rezim pasca reformasi yang berkuasa, dengan dukungan lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia telah membelokkan arah kebijakan ekonomi nasional. Kekayaan nasional Indonesia ditukar dengan uang receh melalui pinjaman Bank Dunia dan IMF untuk memperkaya diri dan kepentingan politik. Dan yang paling menyakitkan adalah, harga diri bangsa digadaikan melalui syarat-syarat utang untuk menyerahkan pengelolaan ekonomi nasional ke tangan investor asing dan modal swasta domestik yang a nasionalis.
“Semoga kepemimpinan Jokowi menjadi inspirasi pemerintah daerah yang lain untuk berani tegas terhadap pihak asing dan lembaga asing’, ungkap Ray.
Di tengah gugatan rakyat terhadap para pemimpin yang kerap menjual bangsa, Gubernur DKI, Joko Widodo, menunjukan kepeloporan dalam menegakkan kemandirian bangsa dan melawan dominasi asing dalam perekonomian nasional. Jokowi menyatakan akan membatalkan proyek utang Bank Dunia senilai Rp1,2 triliun untuk proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI) yang digagas gubernur sebelumnya. Bahkan Jokowi juga menolak untuk mengeluarkan obligasi daerah yang menggiurkan. Sikap ini patut diapresiasi di tengah miskinnya contoh dan gejala para Kepala Daerah, Menteri, hingga Presiden justeru dilanda kecanduan utang. Hal tersebut menyebabkan menumpuknya utang negara hingga Rp2000 triliun dan memperbesar intervensi asing dalam perekonomian nasional.
Perlawanan Jokowi juga ditunjukan atas ketersetujuannya untuk segera membatalkan kontrak perusahaan air minum asing yang telah lama meraup keuntungan dari bisnis air bersih di DKI Jakarta.  Sebuah kebijakan langka dari seorang kepala daerah yang biasanya berbondong-bondong menarik investor asing.
“Ada 200-an PDAM di Indonesia punya utang sekitar Rp. 6 trilyun, ini terjadi karena rekomendasi Bank Dunia untuk perbaikan manajemen tapi akhirnya justru akumulasi utang”, ungkap Andrinof Chaniago yang juga menjadi pembicara dalam acara diskusi tersebut.
Koalisi Anti Utang dan Lingkar Madani Indonesia mengapresiasi ketegasan Jokowi untuk menghentikan upaya pihak asing terus mengontrol dan mengintervensi kebijakan di Indonesia, khususnya di wilayah DKI Jakarta. Langkah ini harusnya menjadibenchmarks bagi Kepala Daerah lainnya di Indonesia agar mengambil langkah-langkah tegas menegakkan kemandirian bangsa bagi kemakmuran rakyat, dengan cara menolak intervensi asing melalui penyaluran utang luar negeri dan membatasi modal asing dalam pengelolaan ekonomi di daerah.
“Makin banyak bukti bahwa utang luar negeri maupun bentuk kerjasama pemerintah dan swasta yang merugikan rakyat, dari kasus Freeport dan kasus PDAM”, lanjut Andrinof.
KAU dan LIMA menilai, sebaliknya sikap Jokowi ini merupakan pukulan telak bagi pendirian neoliberal presiden SBY yang memilih lebih bersikap koperatif dengan pihak kreditor dan lebih ramah bagi investor asing. Sikap Jokowi juga bertolak belakang dengan Presiden SBY yang suka menumpuk utang negara, memberi konsesi-konsesi tambang mineral dan migas kepada investor asing ketimbang perusahaan negara, tunduk kepada negara-negara besar seperti AS, China, dan Uni Eropa untuk membuka pasar domestik, dan lebih suka mengurus partai daripada rakyatnya yang terus menjadi korban dari agenda-agenda neoliberal di Indonesia.
Karena itu, sikap yang ditunjukan Gubernur Joko Widodo harus jadi momentum untuk menegakkan kemandirian dan kedaulatan bangsa! Mengkoreksi kebijakan neoliberal yang bertentangan dengan cita-cita proklamasi dan konstitusi.

Sumber : http://kau.or.id/jokowi-melawan-asing-saatnya-menegakkan-kemandirian-bangsa/

Semoga Bermanfaat,
nggresik.blogspot.com

14 November 2012

Selamatkan Uang Rakyat Kami



Ya 4JJI tolong selamatkan uang kami rakyat Indonesia dari permainan kongkalikong di negeri kami Indonesia.

Ya 4JJI sadarkanlah beliau-beliau bahwa permainan kongkalikong itu bisa menjadi penghalang masuk surga-Mu.

Ya 4JJI berilah kami pemimpin pemimpin yang bisa membagikan uang itu secara adil untuk kemakmuran dan kesejahteraan kami rakyat Indonesia.

Ya 4JJI jangan biarkan beliau-beliau mencuri uang kami rakyat Indonesia.

Poro konco lan dulur kulo, dungo iki tak woco sak marine kulo moco tulisan nang ngisor iki.

http://www.merdeka.com/peristiwa/lapor-ke-kpk-dipo-alam-jawab-tantangan-anggota-dpr.html

MERDEKA.COM, Sekretaris Kabinet Dipo Alam melaporkan para anggota DPR yang diduga bermain proyek di tiga Kementerian ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Dipo mengaku dia membawa bukti-bukti berupa dokumen terkait dugaan rasuah para anggota dewan itu.

Dipo menyatakan dia tidak menuding langsung kepada para anggota dewan. Dia mengaku hanya menerima laporan dari beberapa pegawai negeri sipil di kementerian terkait yang merasa tertekan dengan praktik korupsi itu.

"Intinya itu bukan tudingan langsung dari saya. Tapi itu suara beberapa pegawai negeri sipil," kata Dipo saat keluar dari Gedung KPK, Rabu (14/11) malam.

Dipo mengaku setelah menerima laporan praktik korupsi di tiga kementerian, kemudian dipelajari secara detail. Bahkan, pihaknya telah melakukan konfirmasi langsung dengan beberapa pejabat yang melapor itu.

"Itu kami himpun semua dan konfirmasi dengan pejabat dan menteri langsung. Karena Sekretaris Kabinet bukan penegak hukum dan ada keinginan dari pegawai negeri sipil yang merasa tertekan dan masyarakat, laporan itu sekaligus dengan dokumen-dokumen yang terlampir saya serahkan kepada KPK," ujar Dipo.

Dipo menyatakan sikapnya dengan mendatangi KPK buat menjawab tantangan dari beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang menantang dia melaporkan dugaan permainan anggaran di kementerian itu. Dia menyatakan siap jika dirinya diundang Badan Kehormatan DPR.

"Intinya ini adalah suatu laporan dari pegawai negeri sipil. Jadi yang mengatakan itu fitnah, ternyata ada buktinya. Tinggal nanti menunggu apakah menterinya mau diminta klarifikasi oleh KPK," lanjut Dipo.

Senin lalu, Dipo Alam menyatakan ada staf khusus dari kementerian turut bermain dalam kongkalikong antara pemerintah dan anggota dewan. Dipo menyebutkan, ada beberapa staf khusus yang memanfaatkan kedekatannya dengan menteri untuk menekan pejabat eselon I, II dan III. Mereka meminta agar pejabat itu mengalokasikan anggaran yang sudah digelembungkan jumlahnya untuk membiayai program atau kegiatan yang sudah diciptakan sendiri.

Namun, menurut Dipo, ada sejumlah pejabat eselon I yang tidak bersedia memenuhi permintaan staf khusus menteri, akhirnya menjadi korban dimutasikan, dan bahkan ada yang sengaja dibuat tidak nyaman sehingga pejabat tersebut mengundurkan diri.

Dipo juga mengungkapkan adanya kader partai politik yang disusupkan ke dalam jajaran kementerian. Mereka ditempatkan sebagai pejabat struktural maupun staf khusus menteri. Mereka kerap melakukan tindakan tidak terpuji dengan merekayasa pengadaan barang dan jasa yang jumlahnya mencapai ratusan miliar. Dari dana itu, pelaku juga membuat pelaksanaan lelang dapat dimenangkan rekanan yang diunggulkan oleh partai atau dirinya sendiri.

"Sebagai imbalannya, para oknum kader partai meminta kepada rekanan yang dimenangkan untuk menyetor uang yang besarnya sampai puluhan bahkan bisa mencapai ratusan miliar rupiah," kata Dipo Senin lalu.

Dipo juga mendapat laporan keterlibatan Ketua Fraksi di DPR yang sengaja bertugas menciptakan program dan kegiatan. Tidak hanya itu, dia juga mengamankan agar alokasi anggaran yang sudah digelembungkan itu mendapatkan persetujuan dari DPR. Peran oknum kader partai juga kerap dilakukan dalam proses penerbitan izin-izin atau rekomendasi. Para oknum kader partai itu, termasuk dengan staf khusus menteri yang berkolaborasi dengan pejabat pemberi izin, tidak segan-segan memaksa pejabat agar memberikan izin untuk oknum pemburu rente.

30 Oktober 2012

Sejarah Freeport di Indonesia

AYO BELAJAR SEJARAH SUPOYO GAK DI BUJU'I
YA 4JJI SELAMATKAN NEGARA DAN BANGSA KAMI INDONESIA

 Poro konco eson nemu tulisan iki teko http://www.ekonomikabisnis.com/1358/sejarah-freeport-di-indonesia.html


Apakah anda tahu sejarah freeport di Indonesia? Mengapa perusahaan raksasa asing melilih Indonesia sebagai wilayah ekspansinya? Jawabanya sangat lah mudah, yaitu emas, sebuah logam mulia yang sangat melimpah, Tepatnya di Irian Jaya( Indonesia). Ada perbedaan sangat besar terkait pengelolaan kekayaan alam Indonesia di zaman Soekarno dengan zaman Harto dan para pewarisnya. Soekarno bersikap, “Biarkan kekayaan alam kita, hingga insinyur-insinyur Indonesia mampu mengolahnya sendiri.” Sedangkan Harto dan para pewarisnya hingga sekarang bersikap, “Biarkan kekayaan alam kita dijarah oleh orang-orang asing, silakan Mister…”
Merupakan fakta sejarah jika di awal kekuasaan Harto, kekayaan alam Indonesia yang melimpah-ruah digadaikan kepada blok imperialisme Barat yang dipimpin Amerika Serikat. Sebelumnya Harto dan Washington agaknya telah memiliki “MOU” bahwa jika Soekarno berhasil dikudeta maka Harto yang menggantikannya akan “membalas budi” kepada Washington berupa penyerahan negara dan bangsa ini tanpa syarat agar bisa dieksploitasi sepuasnya oleh para tuan bule di Washington.
Tragedi pertemuan Mafia Berkeley dengan Rockefeller dan kawan-kawannya di Jenewa-Swiss di bulan November 1967 menjadi bukti tak terbantahkan tentang permufakatan iblis tersebut. Di saat itulah, rezim Jenderal Harto mencabut kemerdekaan negeri ini dan menjadikan Indonesia kembali sebagai negeri terjajah. Ironisnya, penjajahan asing atas Indonesia diteruskan oleh semua pewarisnya termasuk rezim yang tengah berkuasa hari ini yang ternyata “jauh lebih edan” ketimbang Jenderal Harto dulu.
Sampai sekarang, hampir semua cabang produksi yang amat vital bagi negara dan bangsa ini telah dikuasai asing. Banyak buku yang telah memaparkan dengan jujur kenyataan menyedihkan ini. Beberapa di anaranya adalah buku berjudul “Di Bawah Cengkeraman Asing: Membongkar Akar Persoalannya dan Tawaran Revolusi untuk Menjadi Tuan di Negeri Sendiri” (Wawan Tunggul Alam: 2009), dan “Agenda Mendesak Bangsa: Selamatkan Indonesia!” (Amien Rais, 2008). Dengan bahasa jurnalisme yang sangat mengalir namun amat kaya data, Wawan memaparkan dengan lugas hampir seluruh fakta yang patut diketahui generasi muda bangsa ini, agar kita bisa sadar sesadar-sadarnya jika Indonesia itu, negeri kita ini, sekarang masih merupakan negeri terjajah!
Dan untuk buku yang kedua yang ditulis oleh Amien Rais, isinya benar-benar bagus dan sangat anti dengan neo-liberal. Namun dalam faktanya sangat ironis, karena entah dengan alasan apa, Amien Rais sekarang malah jelas-jelas menjadi bagian dari kelompok NeoLib dengan berterus-terang menyatakan dukungannya pada rezim yang berkuasa sekarang. Disadari atau tidak, dia sekarang telah menjadi part of problem bagi bangsa ini dan menjadi salah satu penghalang bagi gerakan pemerdekaan negeri ini dari cengkeraman imperialisme asing.
Jika Imperialisme dan Kolonialisme Kuno (Spanyol, Portugis, VOC, Fasis Jepang, dan NICA) menggunakan senjata api untuk menjajah suatu negeri, maka sekarang, Imperialisme dan Kolonialisme Modern (Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme, Nekolim) lebih pintar dengan tidak lagi memakai senjata api namun mempergunakan kekuatan uang (baca: kekuatan utang).
JFK, CIA, dan Freeport
Di atas telah disebutkan, hanya beberapa bulan setelah secara de-facto berkuasa, Jenderal Harto menggadaikan nyaris seluruh kekayaan alam negeri ini kepada blok imperialisme asing. Salah satu cerita yang paling menyedihkan adalah tentang gunung emas di Papua Barat. Gunung emas yang sekarang secara salah kaprah disebut sebagai Tembagapura, merupakan sebuah gunung dimana cadangan tembaga dan emas berada di atas tanahnya, tersebar dan siap dipungut dalam radius yang amat luas.
Lisa Pease menulis artikel berjudul “JFK, Indonesia, CIA, and Freeport” dan dimuat dalam majalah Probe. Tulisan bagus ini disimpan di dalam National Archive di Washington DC. Dalam artikelnya, Lisa Pease menulis jika dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di Indonesia sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Freeport Sulphur, demikian nama perusahaan itu awalnya, nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959. Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Menurut Lisa Pease, berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, pada Agustus 1959, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur Pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936. Uniknya, laporan itu sebenarnya sudah dianggap tidak berguna dan tersimpan selama bertahun-tahun begitu saja di Perpusatakaan Belanda. Van Gruisen tertarik dengan laporan penelitian yang sudah berdebu itu dan membacanya.
Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pimpinan Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya di seluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada di sekujur Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah. Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.
Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survei dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah di sekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.
Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama Gold Mountain, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dan dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Piminan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur menekan kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.
Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas dan Soekarno malah mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.
Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John Fitzgerald Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat. Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.
Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.
Dampak dari sikap Belanda untuk mundur dari Irian Barat menyebabkan perjanjian kerjasama dengan East Borneo Company mentah kembali. Para pimpinan Freeport jelas marah besar. Apalagi mendengar Kennedy akan menyiapkan paket bantuan ekonomi kepada Indonesia sebesar 11 juta AS dengan melibatkan IMF dan Bank Dunia. Semua ini jelas harus dihentikan!
Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kenndey merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan kaum Globalis yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.
Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil siap yang bertolak-belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C. Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.
Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60 persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.
Augustus C. Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya.
Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C. Long juga aktif di Presbysterian Hospital NY di mana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.
Lisa Pease dengan cermat menelusuri riwayat kehidupan tokoh ini. Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pimpinan Texaco. Apa saja yang dilakukan orang ini dalam masa itu yang di Indonesia dikenal sebagai masa yang paling krusial.
Pease mendapakan data jika pada Maret 1965, Augustus C. Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller. Agustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelijen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.
Salah satu bukti adalah sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jenderal Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.
Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi 1 Oktober 1965, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengeksplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?
Lisa Pease mendapatkan jawabannya. Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasionil mereka.
Sebab itulah, ketika ketika UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didiktekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport. Inilah kali pertama kontrak perminyakan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah banyak merugikan Indonesia.
Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport menggandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.
Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik “Jim Bob” Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun. Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A. Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki depost terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar.
Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar pon dan emas sebesar 52,1 juta ons. Nilai jualnya 77 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia.
Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya Emaspura. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapura sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru di mana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan langsung mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika. “Perampokan legal” ini masih terjadi sampai sekarang.
Kisah Freeport merupakan salah satu dari banyak sekali kisah sedih tentang bagaimana kekayaan alam yang diberikan Allah SWT kepada bangsa Indonesia, oleh para penguasanya malah digadaikan bulat-bulat untuk dirampok imperialisme asing, demi memperkaya diri, keluarga, dan kelompoknya sendiri. Kenyataan memilukan ini masih berlangsung sampai sekarang hingga rakyat menjadi sadar dan menumbangkan penguasa korup.